Stakeholder Pendidik Di Tiga Tingkatan Madrasah Muhammadiyah Songing Terima Materi Sosialisasi KBC Dari Pengawas Madrasah Kemenag Kab. Sinjai

Songing, Sinjai Selatan (Yayasan Madrasah Muhammadiyah Songing) - Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran dan peningkatan kompetensi tenaga pendidik dalam hal ini tiga tingkatan madrasah muhammadiyah songing menyelenggarakan workshop kurikulum dan pembelajaran beserta Sosialisasi Kurikulum Berbasis Cinta (KBC). Kegiatan ini berlangsung di aula pertemuan MTs Muhammadiyah Songing dipandu langsung oleh pengawas madrasah Kemenag Kab. Sinjai, Senin (15/9/2025).

Workshop ini diikuti oleh Ketua Yayasan Madrasah Muh. Songing, Kepala Madrasah, Wakil Kepala Madrasah beserta seluruh tenaga pendidik di tiga tingkatan madrasah Muh. Songing baik dari MI Miftahul Khasanah Muhammadiyah Songing, MTs Muhammadiyah Songing dan MA Muhammadiyah Songing dengan tujuan memperkuat pemahaman tenaga pendidik dalam pembelajaran metode Kurikulum Berbasis Cinta (CBK) yang baru.

 KBC Madrasah Muh. Songing, dalam hal ini ada dua orang yang bertindak sebagai pemateri, pertama Oleh Ibu (Dr. Hj. Marwati, S.Pd.I, M.A), Pengawas Madrasah Kemenag Kab. Sinjai Ditingkat MI dan pemateri kedua Oleh Ibu (Sukmawati S. Ag,. M.Pd), merupakan pengawas madrasah Kemenag Kab. Sinjai Ditingkat MTs dan MA sekaligus ia sebagai anggota pokjawas Kemenag Kab. Sinjai. 

Kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman mendalam kepada tenaga pendidik tentang konsep pembelajaran yang mengintegrasikan nilai cinta, kepedulian, dan spiritualitas dalam setiap proses belajar-mengajar.

Dalam pemaparannya, Pengawas Madrasah Kemenag Kab. Sinjai, Ibu Dr. Hj. Marwati, S.Pd.I, M.A, menyampaikan bahwa kurikulum berbasis cinta diharapkan menjadi jembatan untuk membangun hubungan harmonis antara pendidik dan peserta didik.

“Pembelajaran bukan hanya transfer ilmu, tetapi juga penanaman akhlak, empati, dan rasa saling menghargai,” ujarnya.

Materi sosialisasi yang disampaikan meliputi:

1. Konsep dan filosofi kurikulum berbasis cinta.

2. Strategi mengintegrasikan nilai cinta dan kepedulian dalam pembelajaran.

3. Contoh implementasi pada mata pelajaran di madrasah.

4. Evaluasi keberhasilan melalui penguatan karakter peserta didik.

Lanjut, Marwati menegaskan bahwa pendekatan ini sejalan dengan misi Kementerian Agama untuk mencetak generasi yang berilmu, berakhlak mulia, dan memiliki empati tinggi. “Guru menjadi teladan utama, sehingga kurikulum berbasis cinta harus dimulai dari hati guru yang tulus,” ungkapnya.

Lanjut, pemateri kedua dalam paparannya, Ibu Sukmawati S. Ag,. M.Pd, menjelaskan bahwa kurikulum berbasis cinta merupakan sebuah konsep pendidikan yang menekankan pentingnya menanamkan nilai-nilai dasar kehidupan kepada peserta didik sejak dini. Kurikulum tersebut mencakup lima pilar utama, yakni:

1. Cinta Allah dan Rasul-Nya, sebagai pondasi utama pembentukan akhlak mulia serta penguatan iman dan takwa.

2. Cinta ilmu, yang mendorong peserta didik untuk memiliki semangat belajar, mengembangkan wawasan, serta berkomitmen dalam menuntut ilmu sepanjang hayat.

3. Cinta sesama manusia, sebagai wujud implementasi nilai kemanusiaan universal, sikap saling menghargai, dan menumbuhkan semangat solidaritas sosial.

4. Cinta lingkungan, yang bertujuan membangun kesadaran menjaga alam sekitar, melestarikan kebersihan, serta memelihara keseimbangan ekosistem.

5. Cinta tanah air, untuk menanamkan jiwa nasionalisme, rasa syukur atas karunia bangsa, serta semangat menjaga persatuan dan kesatuan.

Lebih lanjut,Ibu Sukmawati S. Ag,. M.Pd, menegaskan bahwa konsep deep learning yang kerap diperbincangkan dalam dunia pendidikan saat ini bukanlah bagian dari kurikulum, melainkan metode pendekatan pembelajaran. Menurutnya, deep learning dapat digunakan oleh pendidik untuk membantu peserta didik memahami materi secara lebih mendalam, namun tetap harus dibingkai dengan nilai-nilai kurikulum berbasis cinta.

Kegiatan ini diakhiri dengan sesi diskusi dan tanya jawab, di mana para pendidik antusias membagikan pengalaman mereka dalam mengajar dan berkomitmen untuk menerapkan prinsip-prinsip kurikulum berbasis cinta di kelas masing-masing.

Dengan adanya sosialisasi ini, tiga tingkatan madrasah Muh. Songing semakin optimis dalam mewujudkan madrasah yang unggul, ramah, dan menjadi rumah kedua yang penuh kasih sayang bagi seluruh peserta didik, tutupnya. (Ahmad)